Jalan Salib @ Lourdes, permenungan pribadi 2010



Jalan salib biasanya merupakan hal biasa yang kita lakukan, tapi kalau seharusnya diaplikasikan kepada kehidupan, jiwa, dan hati bisa menyatu pada apa yang telah kita lakukan kepada YESUS selain ‘complain’ dan ‘meminta’… apakah kita pernah memberi sesuatu kepadanya

Yesus dijatuhi hukuman mati

PERHENTIAN 1 : Yesus dijatuhi hukuman mati

Sesudah ditangkap, Yesus mula-mula dihadapkan ke sidang Makamah Agama. Pada keesokan harinya Ia dibawa ke pengadilan Pilatus. Pilatus bertanya kepada orang-orang Yahudi “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini”, Mereka menjawab dengan mengajukan saksi saksi dusta. Kemudian Pilatus masuk ke dalam Gedung Pengadilan dan memanggil Yesus untuk ditanyai tentang tuduhan mereka.

Tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun, seperti yang dituduhkan mereka pada Yesus. Maka Pilatus berusaha melepaskan Yesus, namun oleh desakan para tua-tua, ahli-ahli Taurat dan seluruh rakyat, Pilatus menjatuhkan hukuman mati: Ia menyerahkan Yesus kepada rakyat Yahudi untuk disalibkan

Salib, bagi orang orang yang akan binasa emang merupakan kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan salib adalah kekuatan Allah (1KOr 1:18)

Pribadi:
Sebagai manusia, melepaskan diri dari segala kesalahan itu adalah hal yang mudah. Tapi mengakui segala kesalahan, bahkan mengakui kesalahan yang bukan menjadi tanggung jawab kita adalah sesuatu hal yang sangat berat.., apalagi bilamana hukumannya adalah salib…
Apakah kita, sebagai manusia pernah mengajukan saksi2 dusta ini? yang membuat orang lain menderita dengan segala tingkah laku kita?


PERHENTIAN KE-2 : Yesus memanggul Salib

Yesus tidak bersalah, namun dijatuhi hukuman mati. Setelah diolok-olok, diludahim, dimahkotai duri dan disesah, Yesus dibawa keluar dari balai pengadilan untuk disallibkan. Sambil memikul salibNya, Yesus pergi ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak dalam bahasa Ibrani: Golgota

Dengan memanggul sendiri SalibNYA, Yesus telah mengajar kita, “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib nya setiap hari dan mengikut aku (Luk 9:23)

PRIBADI
Bilamana kita diberi salib Yesus (kesusahan, penderitaan, kesakitan) akankah kita mampu untuk mengikutinya.. atau bahkan merengek minta diringankan? atau minta dihapuskan? Adakah kita pernah minta kekuatan untuk dapat menjalani salib itu??


PERHENTIAN 3 : Yesus Jatuh untuk pertama kali

Perjalanan Yesus menuju Golgota semakin lama semakin jauh meninggalkan kota. Banyak darah keluar dari luka lukaNYA. Badan elah, penat dan lemah. Beban salib pun terasa semakin berat Apalagi masih diperberat dengan penderitaan batin, ditinggalkan oleh para muridNYA, ditolak oleh bangsaNYA dan dijatuhi hukuman mati kendati tidak bersalah

Sungguh, bukan hanya salib yang dipanggul Yesus melainkan juga dosa dosa kita. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, hukuman yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNYA

PRIBADI
Sudahkah kita menyadari bahwa kesalahan kita yang membuatnya terjatuh? Akan kah kita memberikan beban untukNYA lebih dalam lagi? Ataukah kita berbuat baik untuk dapat meringankan salibNYA?? Taukah kita bahwa kitalah yang menambahkan lukaNYA.. luka di badan dan luka di hati yang makin menyobekkan perasaanNYA dengan segala perbuatan kita?


PERHENTIAN KE-4 : Yesus berjumpa dengan IbuNYA

Para murid Yesus telah laru, sehingga Yesus harus menapaki jalan sengsaraNYA seorang diri. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata masih ada Maria, IbuNYA yang setoa menderita bersama DIA. Ibu Yesus ternyata bukan hanya Maria, Yesus sendiri menegaskan “siapapin yang melakukan kehendak BapaKU di surga, dialah saudaraKU, laki laku, dialah saudaraKU perempuan, dialah IBUKU (Mat 12:50)

PRIBADI
Akankah kita tetap setia kepada kebenaran? Ataukah setia di jalanNYA dimana banyak halangan dan godaan dalam dunia yang lebih menarik dan menjanjikan ketimbang setia? Akan kah kita setia pada JANJI kita??


PERHENTIAN KE-5: Yesus ditolong Simon dari Kirene

Yesus sangat letih dan lemah, padahal tempat yang dituju masih jauh. Maka para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib Yesus diatas bahunya supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus

Memanggul salib merupakan ukuran kelayakan seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tak layak bagiKU (Mat 10:38) Jadi , bagi orang kristen, salib sungguh tak terelakkan. Salib adalah beban yang harus kita pikul, Namun, kita akan mampu memikul beban berat itu kalau kita saling membantu. Bertolong tolonglah menanggung bebanmu! Maka kamu memenuhi hukum Kristus

PRIBADI:
Bagi kita, salib terkadang terlalu berat untuk dipikul, cepat mengeluh dan cepat kecewa adalah salah satu dari sifat manusia. Tapi, pernahkan kita melihat kepada Yesus yang tak pernah mengeluh , padahal Ia adalah seorang raja yang diutus sebagai Anak Manusia. Apakah kita bisa bersikap sepertiNYA pada saat kita mempunyai jabatan yang tinggi? Mampu memikul beban orang lain juga??


PERISTIWA KE-6 : Wajah Yesus diusap oleh Veronika

Wajah Yesus kotor dengan darah, keringat dan debu. Semarak dan ketampanan wajahNYA terasa sirna. Tepatlah gambaran Yesaya, Banyak orang akan tertegun memandangNYA, begitu buruk rupanya, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang DIA, dan rupa pun tidak sehingga kita tidak menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seseorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan, Ia sangat dihina sehingga orang menutup mukanya terhadap DIA

Kendati begitu, masih ada orang yang bersimpati pada Yesus yakni Veronika. Ia maju mendekati Yesus lalu mengusap wajahNYA. Dengan tindakannya yang sederhana Veronika telah menolong orang yang menderita, menghibur orang yang berduka. Ia memberi contoh kepada kita mengamalkan amanat salah seorang rasul Yesus “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis

PRIBADI
Menangis dengan orang yang menangis, hal itu sangat sulit, karna seperti yang saya rasakan sendiri, di kala kita sedih, sedikit orang yang ada dsamping kita, tidak sebanyak disaat kita bahagia. Hal ini menjadi perenungan tersendiri, apakah kita mampu untuk mengubah diri untuk turut berpartisipasi dan menghibur orang yang menderita di sekeliling kita, ataukah kita malah yang membuat orang lain menderita dengan apa yang kita lakukan???


PERHENTIAN KE-7: Yesus jatuh untuk kedua kalinya

Kendati sudah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajahNYA sudah dibersihkan, tubuh Yesus tidak bertambah segar. Salib yang menindih di pundakNYA terasa semakin berat. Perjalanan masih jauh, Yesus semakin payah

Untuk kedia kalinya Yesus jatuh. Meskipun begitu, dengan tabah dan teguh hati Ia bangun. DiangkatNYA kembali salib berat itu, Ia meneruskan perjalanan tanpa mengeluh

Apa yang dinubuatkan Yesaya kini menjadi kenyataan”Dia dianiaya, dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian, seperti induk domba yang kelu di depan orang orang yang menggunting bulunya ia tidak membuka mulutnya (Yes 53:7)

PRIBADI:
Bilamana kita jatuh, akankah kita bangkit sepertiNYA, padahal beban kita tidak lebih besar dengan bebanNYA dan masa depan kita tidak kita ketahui? Beranikah kita menjalaninya dengan hati bersyukur dan meminta kekuatan padaNYA, bukan untuk mengangkatNYA?


PERHENTIAN KE 8 : Yesus menghibur Perempuan perempuan yang menangisiNYA

Tatkala Yesus menapaki jalan salibNYA menuju Golgota, banyak orang mengikuti DIA, diantaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi DIA. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata ” Hai putri putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak anakmu (Luk 23:28)

Kita sering tidak punya waktu dan hati untuk orang lain, Kita sibuk dengan diri kita sendiri saja. Apalagi kita gampang merasa bahwa penderitaan kitalah yang paling berat. dan orang lain lah penyebab penderitaan kita. Kita sendiri susah, mana mungkin harus menghibur orang lain. Begini kita sering membela diri

Yesus memberi teladan supaya kita menghibur orang lain, meskipun kita sendiri sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita sendiri, kita perlu bertobat, dan mengajak orang lain untuk bertobat.


PERHENTIAN KE_9 : Yesus jatuh untuk ketiga kalinya

Hari semakin panas, jalan menuju puncak Golgota semakin menanjak. Tubuh Yesus yang semakin lemah tidak mampu menahan beban salib yang berat. Untuk ketiga kalinya Yesus Jatuh.TubuhNYA terbanting di tanah yang berbatu-batu. Darah kembali mengucur dari luka lukanya. Dengan sisa tenagaNYA, Yesus berusaha bangun. Yesus mau menyelesaikan perjalanan sampai ke puncak Golgota, cintaNYA pada manusia dan ketaatanNYA kepada BAPA lah yang memberikan kekuatan begitu besar kepada Yesus.

Beban Yesus semakin berat kalau kita sering jatuh ke dalam dosa. Atau kalau kita menjatuhkan orang lain. Dengan jatuh dan bangun lagi, Yesus mengajar kita untuk tidak putus asa. Kalau kita jatuh ke dalam dosa, kita bangun lagi

PRIBADI:
Kadang saat merenungkan, kasih BAPA kepada Yesus dengan memberikan kekuatan untuk penebusan dosa, dengan memberikan anaknya kepada kita, .. kita juga seharusnya mendapat hal yang sama dengan menerima berkatnya dan kekuatan darinya. Akankah kita mempergunakannya untuk hal yang baik? ataukah kita pergunakan itu untuk berbuat dosa lagi??


PERHENTIAN KE-10: Pakaian Yesus Ditanggalkan

Sesampai di puncak Golgota, para prajurit menanggalkan pakaian Yesus dengan paksa. Mereka mengambil pakaian Yesus lalu membaginya menjadi 4 bagian, untuk tiap pprajurit 1 bagian. demikian juga jubahNYA mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah hanya satu tenunan. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain ” Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatkannya.

Maka genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, “mereka membagi baikan pakaianKU diantara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKU (Yoh 19:23- 24)
Yesus telah menjadi manusia yang paling hina. Bagaimanakah kita terhadapNYA?Sudahkah seperti yang dikatakan Yesus pada hari penghakiman? Ketika Aku telanjang, kamu memberi AKU pakaian, ketika AKU sakit kamu melawat AKU, ketika AKU didalam penjara, kamu mengunjungiKU. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan yuntuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk AKU (Mat 25:36)

PRIBADI:
Ditelanjangi adalah sesuatu yang paling hina, dipermalukan dan dihina lebih dari binatang.. Bilamana itu adalah kita, apakah kita berani tetap menolong mereka setelah itu, ataukah membalas dendam setelah berpangkat. Lihatlah Yesus dan Yusuf yang pernah dihina.. dan mereka membalasnya dengan kebaikan.. Akankah itu terjadi pada kita nantinya? Menjadi pemenang dengan membalas nya dengan kebaikan?


PERHENTIAN KE-11 : Yesus disalibkan

Sampailah mereka ditempat yang bernama Golgota, yang berarti Tempat Tengkorak. Para serdadu memberikan anggur bercampur mur kepada Yesus, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan dia (mrk15:22-24). Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (rm 6:6)

PRIBADI:
Permenungan kali ini, tersirat apa yang pernah kulihat di THE PASSION, dimana Yesus terlihat lelah, dengan tangan terentang, para serdadu memakukan tangannya tanpa perasaan. Bahkan menarik tulang bahunya hingga patah disaat lobang tidak sesuai.. Hal itu membuat miris orang yang melihatnya, bahkan menetes air mata membayangkan dosaku yang membuatnya begitu. Belum lagi dimana salib yang sudah siap dibalikkan (dengan tangan yang telah terpaku, sehingga badan menanggung sakit dan tangan kaki yang terpaku menanggung beban semua badan… ).. apakah kita teringat hal itu bilamana kita mau berbuat dosa??? Ataukah hanya penyesalan semata yang berbalik dosa lagi setiap tahunnya????


PERHENTIAN KE- 12 : Yesus Mati di Salib

Ketika itu hari sudah kira kira pukul 12 , lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul 3. sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring ” Ya Bapa , ke dalam tanganMU KUserahkan nyawaKU. Dan sesudah berkata demikian Yesus menyerahkan nyawaNYA

Kepala pasukan dan prajurit prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut menyaksikan wafat Yesus secara demikian. Mereka berkata “Sungguh orang ini adalah Anak Allah: (mat 27: 54)
Jika kita telah mati bersama KRistus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga bersama dia. Maka hendaklah kita semua sadar. KIta telah mati bagi dosa tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Rm 6: 8-11)

Pribadi:
Melihat kematian Yesus dan salib yang tergantung diatas bukit, janganlah membuat kita hanya menyesal sesaat, tetapi pakailah salib itu untuk tetap mengingatkan kita disetiap perbuatan yang akan kita lakukan. Adakah itu akan membuatNYA makin menderita, ataukah itu meringankan bebanNYA. Tidak kah kita mau membantu meringankan bebanNYA dengan tidak berbuat dosa lagi?


PERHENTIAN KE-13: Yesus diturunkan dari Salib

Di dekat salib Yesus, berdirilah Maria, IbuNYA, saudara ibuNYA maria istri Kleopas, dan Maria Magdalena. Salah seorang prajurit menikam lambung Yesus, dan segera keluarlah darah serta air (yoh 19:25-43). Hari mulai malam, maka Yusuf dari Arimatea yang telah menjadi murid Yesus memberanikan diri menghadap PIlatus untuk meminta jenazah Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati.

Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Setelah mendengar keterangan kepala pasukan, ua berkenan memberikan jenazah Yesus kepada Yusuf. Kemudian Yusuf menurunkan jenazah Yesus (Mrk 18:42-46)
Maria menerima jenazah Yesus di pangkuannya Maria melaksanakan apa yang pernah dikatakannya, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMU. Maria memang pantas menjadi teladan bagi setiap orang beriman. Ketika Yesus menderita, ia tetap setia berada di sampingnya

PRIBADI:
Melihat ketulusan Maria, merenung bagaimana seorang ibu mampu untuk melihat penderitaan anaknya bahkan juga ikut dipermalukan… tetapi tetap setia di sampngnya, membuatku merenung… akankah aku tetap setia kepada seseorang bilamana dia direndahkan, ataukah aku seperti murid yesus yang menghilang pada saat dibutuhkan secara moral?? Bagaimana merasakan pada saat hancur lebur, harus tetap bertahan sampai akhir??


PERHENTIAN KE 14 : Yesus dimakamkan
Para murid mengambil jenazah Yesus, mengafaninya dengan kain lenan, dan memburatinya dengan rempah-rempah menurut orang Yahuidu bila menguburkan mayat. dekat tempat Yesus disalibkan ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Maka mereka membaringkan mayat Yesus disitu (yoh 19: 40 – 42) “Kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah dibaptis dalam kematianNYA. Oleh pembaptisan kita telah dikuburkan bersama sama dengan Dia, supaya sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati.

PRIBADI:
Bagi seseorang, setelah ditinggal mati, hanya kenangan dan kesedihan yang ada karena kita tidak bisa melihat lagi. Tapi bagi kristiani, kematian Yesus terjadi untuk menghapus dosa kita dan membuat kita benar2 ikut mati karena dosa.. Siapkah kita untuk benar benar mati karena dosa? Ataupun setiap jalan salib, kita hanya mati suri dan bangkit lagi berlimang dosa??

Kubur kosong Yesus

PERHENTIAN KE-15 : Yesus Bangkit

PRIBADI : Kebangkitan Yesus sering dirayakan oleh orang-orang tanpa mengenal lebih dalam maknanya. Bagiku, kebangkitannya adalah bangkit dari lumuran dosa dan kembali mengikuti jalannya. Sudah siapkah kita untuk benar benar bangkit dari dosa dan mengikutiNYA?

Jalan Salib bila direnungkan, bisa membuat kita terpana,..betapa keras yang telah dijalani oleh Yesus mulai dari kelahiran hingga kematiannya. Akankah kita dapat mengikutiNYA dan memanggul salib kita masing masing. ITULAH PERTANYAANNYA

2 thoughts on “Jalan Salib @ Lourdes, permenungan pribadi 2010”

Leave a comment